Rabu, 08 Desember 2010

PEMERINTAH PERLU MEREVOLUSI PARADIGMA KB

JAKARTA--bkkbn online : Ketua Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI, Inne Sylviane mengimbau pemerintah untuk segera merevolusi paradigma program KB untuk melindungi perempuan dari kematian yang sia-sia.

Menurut Inne, Senin (6/12), pemahaman tentang KB harus dilihat bukan hanya sebagai pelayanan alat kontrasepsi saja, tetapi juga hendaknya jauh lebih luas. Masyarakat perlu merencanakan berkeluarga, perencanaan memiliki anak atau tidak dan juga berapa jumlahnya, perencanaan pendidikan dan kesehatan, serta perencanaan masa depan.

RENDAH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.AIDS, MEMPERPARAH KEADAAN

JAKARTA--bkkbn online : Berdasarkan laporan perkembangan target tujuan pembangunan millenium (MDG's), persentase remaja usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS bar 14,3 persen. Menurut para pakar HIV/AIDS, minimnya pengetahuan memperbesar peluang mereka untuk tertular dan menularkan HIV.
Sejumlah pihak mendorong dimasukkannya edukasi HIV/AIDS dalam kurikulum. Hal itu sudah dipraktikkan di beberapa daerah. Namun secara nasional, Kementerain Pendidikan akan mereviewkan kurikulum dan pendidikan tentang HIV/AIDS serta kesehatan reproduksi.
"Selama ini edukasi HIV/AIDS diintegrasikan dalam kurikulum biologi dan pendidikan jasmani," ujar Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal Depdiknas, Hamid Muhammad.(adl/mi).

Minggu, 05 Desember 2010

Tentang BKKBN

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) seiring dengan perubahan paradigma di masyarakat dalam pengelolaan KB Nasional, ingin menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar. Pembangunan di Indonesia sejak awal reformasi, hingga era desentralisasi dan globalisasi, serta good government, akan banyak mewarnai perjalanan program KB ke depan.

Rencana dan strategi BKKBN dalam merumuskan kembali visi dan misi, yaitu “Seluruh keluarga ikut KB dan mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera” oleh Dr. Sugiri Syarif, MPA selaku Kepala BKKBN, dalam Talkshow Rebranding BKKBN, yang dilakukan di studio BKKBN, Halim Perdana Kusuma, beberapa waktu lalu, sempat mengulas sediit sejarah BKKBN.

Pada tahun 1970, pemerintah membentuk BKKBN, sebagai institusi yang melaksanakan program atau bertanggung jawab terhadap KB. Waktu itu pemerintah merasa bahwa masalah kependudukan harus ditangani secara serius. Sehingga tidak saja hanya pada pelayanan yang regular saja.

Dalam perjalanannya, BKKBN sukses melaksanakan programnya pada tahun 1980-1990. dengan adanya bukti, bahwa Indonesia sempat menjadi kiblat dunia Internasional dalam pengelolaan KB.diketahui juga tidak kurang dari sekitar 4 ribu peserta dari sekitar 97 negara telah belajar KB di Indonesia.

Penerbangan Jakarta–Malang Kembali Normal

Penerbangan menuju Bandara Abdulrachman Saleh, Malang kembali normal setelah letusan Gunung Bromo, Jawa timur, mulai menurun dan tidak mengganggu areal penerbangan di kota tersebut.

Lima penerbangan yaitu tiga dari maskapai Sriwijaya Air, dan masing-masing satu penerbangan dari Garuda Indonesia dan Batavia Air telah berlangsung dengan normal pada Minggu (5/12/2010).

Museum Brawijaya Kota Malang

Usaha untuk pendirian museum militer ini sudah dilakukan sejak tahun 1962 dan diprakarsai oleh Brigjen TNI (Purn) Soerachman (Mantan Pangdam VIII/Brawijaya tahun 1959-1962).

Museum ini didirikan supaya masyarakat bisa mengenal dan mengenang sejarah perjuangan bangsa Indonesia khususnya rakyat Jawa Timur sejak tahun 1945.

Soto Gerabah

Warung Soto Gerabah menawarkan masakan soto dengan rasa yang istimewa dan ayam pilihan terbaik bagi pelanggannya. Warung Soto gerabah menawarkan SOTO AYAM KAMPUNG YANG SESUNGGUHNYA bagi para penikmat soto yang mengedepankan rasa dan kualitas.

Rasa dan kenikmatan yang dihasilkan dari warung Soto Gerabah ini merupakan perpaduan dari berbagai bumbu pilihan serta rempah-rempah sehingga rasanya begitu kuat di lidah. Kaldu ayam yang begitu terasa juga semakin menambah rasa nikmat saat menyantap masakan soto di warung Soto Gerabah ini.

Bakso Cak Kribo

Bakso Cak Kribo adalah salah satu bakso yang telah banyak dikenal di kota Malang. Rasa yang begitu khas dan berbeda dari yang lain adalah salah satu keunggulan bakso ini sehingga selalu banyak pelanggan. Dengan bumbu rahasia turun temurun, bakso Cak Kribo mampu menyajikan masakan bakso khas kota Malang yang sangat enak dan pas dengan segala kondisi cuaca kota Malang.

Mister Penyet

Tidak sulit mencari rumah makan ini karena berdekatan dengan kampus Universitas Merdeka Malang. Sekitar 100 meter sebelum UNMER dari arah plasa Dieng.

Suasana yang panas siang itu langsung sejuk kala kami masuk di rumah makan. Penataan ruangan yang bersih dan rapi membuat kemana mata memandang selalu kesejukan yang kami rasakan.

Jumlah Pengidap HIV di Malang Capai 1.546 Orang

Jumlah penderita infeksi virus perapuh kekebalan tubuh (HIV) dan sindrom merapuhnya kekebalan tubuh (AIDS) di Kota Malang, Jawa Timur, meningkat tajam dan saat ini mencapai 1.546 orang dari berbagai elemen dan usia.

Tentang UNMER

Sebagai sebuah Perguruan Tinggi Swasta Universitas Merdeka Malang telah melintasi sejarah panjang sebuah proses pemberdayaan sumber daya manusia, sejak berdiri tanggal 29 Januari 1964. Pada tahun itulah secara resmi sebuah Yayasan Pendidkan berdiri dengan nama yayasana Perguruan Tinggi Universitas Merdeka malang Pusast di Malang dengan pendiri : R. Edwin Soedardji, Soekiman Dahlan, SH., Frasnsiscus Soetrisno, Soegondo, Soetikno, SH., Dharma . Nama Yayasan ini kemudian diubah pada tahun 1972 menjadi Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Malang ( selanjutnya disingkat : YPTM).

Menurut Akta Nomor 5.a tanggal 5 Juli 1964 badan hukum yang mengelola Universitas Merdeka adalah Yayasan perguruan Tinggi Merdeka Pusat Malang. Pada tahun 1972 dengan Akta Nomor 32 tahun 1972 nama Yayasan diubah menjadi : Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka. Selanjutnya pada tahun 1983 kembali Yayasan dikukuhkan dengan Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka.

Yayasan Perguruan tinggi Merdeka (YPTM) merupakan Yayasan swasta murni. Sebagai Yayasan swasta, YPTM mengemban du (2) fungsi utama, yaitu (1) fungsi pertahanan ideologi negara. Fungsi ini menuntut YPTM bertindak sebagai lembaga yang ikut serta dalam mempertahankan, mengamankan, mengamalkan Pancasila dan UUD 1945; (2) fungsi sebagai lembaga ilmiah yang akan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. 

Dalam rangka mengemban kedua fungsi tersebut, YPTM bersama dengan Universitas Merdeka Malang melakukan berbagai langkah pembenahan. Termasuk dalam langkah pembenahan adalah penataan fungsi YPTM di satu sisi dan Universitas Merdeka di sisi yang lain. Universitas diserahi mengangani aspek pengembangan akademik, sedangkan YPTM mengangani aspek "money, man, material". Rencana pengembangan universitas, dengan tersebut, menghasilkan program-program dan tahapan perencanaan yang disusun secara sistematis, yaitu :
Tahapan konsolidasi : tahun 1972-1974
Tahapan Stabilisasi : tahun 1974-1976
Rencana Pengembangan yang diawali dengan : Rencana Induk Pengembangan Tahap I : tahun 1976-1983
Rencana Induk Pengembangan II : tahun 1983-1987
Rencana Induk Pengembangan III : tahun 1987-1991, melalui Surat Keputusan ketua Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Malang Nomor : Skep-032/YPTM/VI/1987, tanggal 20 Juni 1987.
Rencana Induk Pengembangan IV : tahun 1993-1997, melalui Surat Keputusan Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Malang Nomor : Skep-99/YPTM/XII/1993, tanggal 28 Desember 1993.

Berkat kerja keras dan keterpaduan semau unsur sivitas akademika, baik di tingkat yayasan mupun universwitas, maka secara bertahap kemajuan-kemajuan di bidang akademik amupun non akademik atau pembangunan fisik, muali memperlihatkan hasilnya. Konslidasi yang dilakuakan mulai tahun 1974 s/d 1982, sudah mampu memperlihatkan keberadaan Universitas Merdeka Malang di tengah-tengah perguruan tinggi seasta di Kotamadya Malang pada khususnya dan di Jawa Timur pada umumnya.

Konsolidasi ke dalam khususnya penataan kelembagaan Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Malang, semenjak tahun 1983 melalui akta No.122 tahun 1983, Ketua Umum Yayasan perguruan Tinggi Merdeka Malang diganti dari Kol (Purn) Supajo kepada Kol. Inf. Matrodji bersamaan dengan pergantian Rektor dari Lektkol Ckh. S. Hari Muljono, SH., kepada Letkol dr. Wahjoetomo, DSPD. Kemudian pada periode baerikutnya, tahun 1986, Ketua Yayaan Perguruan tinggi Merdeka Malang diganti oleh Kol. (Purn.) Matrodji kepada Brigjend. (Purn) Sugiyono hingga masa jabatan tahun 1996. Tahun 1996 jabatan Ketuan Umum Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Malang dan Rektor Universitas Merdeka Malang dilanjutkan oleh Kol (Purn) dr. H. Sumadi Abdullah, DSB dan Kol (Purn) dr. H. Rusman, DSKJ.

Di samping perkembangan kelembagaan di atas, dibidang akademik dicapailah kemajuan-kamjuan yang cukup berarti. Kemajuan tersebut ditandi oleh pemberian STATUS DISAMAKAN oleh pemerintah kepada Fakultas-Fakultas di lingkungan Universitas Merdeka Malang, melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesi Nomor 0343/0/1985, tanggal 29 Juli 1985, yakni untuk Fakultas Hukum Jurusan perdata, Pidana dan Jurusan tata Negara, Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen dan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Jurusan Administrasi Negara. Perkembangan berikutnya, melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia Nomor : 0480/0/1986, tanggal 30 Maret 1987, pemberian STATUS DISAMAKAN untuk Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi. Berkat kerja keras semua pihak, sejak tahun 1983 hingga 1998 Universitas Merdeka Malang berkembang pesat. Perkembangan ini nampak pada jumlah mahasiswa yang hingga 1997 berjumlah kurang lebih 14. 000 orang mahasiswa Dengan perkembangan yang demikian, memberikan gambaran bahwa Universitas Merdeka Malang di bawah YPTM merupakan sosok Perguruan Tinggi Swasta yang keberadaannya makin berkualitas baik ditangkat regional maupun nasional.

HUBUNGAN ANTARA UNMER DENGAN KODAM VIII / BRAWIJAYA (sekarang KODAM V / BRAWIJAYA).
Hubungan antara YPTM dan Universitas Merdeka Malang dengan KODAM VIII/BRAWIJAYA merupakan bagain dari proses sejarah berdirinya YPTM. Konteks sejarah inilah yang pertama-tama mendasar hubungan antara YPTM dengan KODAM VIII/BRAWIJAYA. Di samping konteks kesejarahan, kesamaan misi dan fungsi yang diemban mendorong kerjasama antara YPTM dengan KODAM VIII/BRAWIAJAYA sama mengemban fungsi memepertahankan, mengamankan, dan mengamalkan Pancasila dan UUD 1945. jadi sebagai kubu pertahanan ideologi Pancasila.

Atas dasar di atas, lebih lanjut ketua Pendiri Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Malang, Kolone R. Edwin Soedardji mengajukan permohonan kepada Pangkodam VIII/BRAWIJAYA. Dan permohonan tersebut, dikabulkan oleh Pangdam VIII/Brawijaya, serta diterbitkan Keputusan dengan Surat Keputusan nomor: Kep-17/III/12/1968 tanggal 17 Desember 1968. Maka bertepatan dengan HUT Kodam VIII/Brawijaya yang ke XXIII tanggal 17 Desember 1968, Universitas Merdeka dinyatakan berinduk pada Slagorde KODAM VIII/Brawijaya (sekarang Pandan V/Brawijaya) bertindak selaku pembina utama dari Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Malang dan Universitas Merdeka Malang sedangkan untuk pelaksanaan tugasnya sehari-hari Universitas Merdeka Malang berada di bawah Pembina harian Komando Rresort Militer 083/Bhaladhika Jaya, dalam hal ini Komandan Korem 083/Bhaladika Jaya adalah Ex-officio Pembina Harian Universitas Merdeka Malang

Tentang Kota Malang

Kota Malang, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini berada di dataran tinggi yang cukup sejuk, terletak 90 km sebelah selatan Kota Surabaya, dan wilayahnya dikelilingi oleh Kabupaten Malang. Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur, dan dikenal dengan julukan kota pelajar.

Sejarah
Wilayah cekungan Malang telah sejak masa purbakala menjadi kawasan pemukiman. Banyaknya sungai yang mengalir di sekitar tempat ini membuatnya cocok sebagai kawasan pemukiman. Wilayah Dinoyo dan Tlogomas diketahui merupakan kawasan pemukiman prasejarah.[1] Selanjutnya, berbagai prasasti (misalnya Prasasti Dinoyo), bangunan percandian dan arca-arca, bekas-bekas pondasi batu bata, bekas saluran drainase, serta berbagai gerabah ditemukan dari periode akhir Kerajaan Kanjuruhan (abad ke-8 dan ke-9) juga ditemukan di tempat yang berdekatan.[1][2]

Nama "Malang" sampai saat ini masih diteliti asal-usulnya oleh para ahli sejarah. Para ahli sejarah masih terus menggali sumber-sumber untuk memperoleh jawaban yang tepat atas asal-usul nama "Malang". Sampai saat ini telah diperoleh beberapa hipotesa mengenai asal-usul nama Malang tersebut. Malangkucecwara yang tertulis di dalam lambang kota itu, menurut salah satu hipotesa merupakan nama sebuah bangunan suci. Nama bangunan suci itu sendiri diketemukan dalam dua prasasti Raja Balitung dari Jawa Tengah yakni prasasti Mantyasih tahun 907, dan prasasti 908 yakni diketemukan di satu tempat antara Surabaya-Malang. Namun demikian dimana letak sesungguhnya bangunan suci Malangkucecwara itu, para ahli sejarah masih belum memperoleh kesepakatan. Satu pihak menduga letak bangunan suci itu adalah di daerah gunung Buring, satu pegunungan yang membujur di sebelah timur kota Malang dimana terdapat salah satu puncak gunung yang bernama Malang. Pembuktian atas kebenaran dugaan ini masih terus dilakukan karena ternyata, disebelah barat kota Malang juga terdapat sebuah gunung yang bernama Malang. Pihak yang lain menduga bahwa letak sesungguhnya dari bangunan suci itu terdapat di daerah Tumpang, satu tempat di sebelah utara kota Malang. Sampai saat ini di daerah tersebut masih terdapat sebuah desa yang bernama Malangsuka, yang oleh sebagian ahli sejarah, diduga berasal dari kata Malankuca yang diucapkan terbalik. Pendapat di atas juga dikuatkan oleh banyaknya bangunan-bangunan purbakala yang berserakan di daerah tersebut, seperti Candi Jago dan Candi Kidal, yang keduanya merupakan peninggalan zaman Kerajaan Singasari. Dari kedua hipotesa tersebut di atas masih juga belum dapat dipastikan manakah kiranya yang terdahulu dikenal dengan nama Malang yang berasal dari nama bangunan suci Malangkucecwara itu. Apakah daerah di sekitar Malang sekarang, ataukah kedua gunung yang bernama Malang di sekitar daerah itu. Sebuah prasasti tembaga yang ditemukan akhir tahun 1974 di perkebunan Bantaran, Wlingi, sebelah barat daya Malang, dalam satu bagiannya tertulis sebagai berikut : “………… taning sakrid Malang-akalihan wacid lawan macu pasabhanira dyah Limpa Makanagran I ………”. Arti dari kalimat tersebut di atas adalah : “ …….. di sebelah timur tempat berburu sekitar Malang bersama wacid dan mancu, persawahan Dyah Limpa yaitu ………” Dari bunyi prasasti itu ternyata Malang merupakan satu tempat di sebelah timur dari tempat-tempat yang tersebut dalam prasasti itu. Dari prasasti inilah diperoleh satu bukti bahwa pemakaian nama Malang telah ada paling tidak sejak abad 12 Masehi. Hipotesa-hipotesa terdahulu, barangkali berbeda dengan satu pendapat yang menduga bahwa nama Malang berasal dari kata “Membantah” atau “Menghalang-halangi” (dalam bahasa Jawa berarti Malang). Alkisah Sunan Mataram yang ingin meluaskan pengaruhnya ke Jawa Timur telah mencoba untuk menduduki daerah Malang. Penduduk daerah itu melakukan perlawanan perang yang hebat. Karena itu Sunan Mataram menganggap bahwa rakyat daerah itu menghalang-halangi, membantah atau malang atas maksud Sunan Mataram. Sejak itu pula daerah tersebut bernama Malang. Timbulnya Kerajaan Kanjuruhan tersebut, oleh para ahli sejarah dipandang sebagai tonggak awal pertumbuhan pusat pemerintahan yang sampai saat ini, setelah 12 abad berselang, telah berkembang menjadi Kota Malang. Setelah kerajaan Kanjuruhan, di masa emas kerajaan Singasari (1000 tahun setelah Masehi) di daerah Malang masih ditemukan satu kerajaan yang makmur, banyak penduduknya serta tanah-tanah pertanian yang amat subur. Ketika Islam menaklukkan Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1400, Patih Majapahit melarikan diri ke daerah Malang. Ia kemudian mendirikan sebuah kerajaan Hindu yang merdeka, yang oleh putranya diperjuangkan menjadi satu kerajaan yang maju. Pusat kerajaan yang terletak di kota Malang sampai saat ini masih terlihat sisa-sisa bangunan bentengnya yang kokoh bernama Kutobedah di desa Kutobedah. Adalah Sultan Mataram dari Jawa Tengah yang akhirnya datang menaklukkan daerah ini pada tahun 1614 setelah mendapat perlawanan yang tangguh dari penduduk daerah ini.

Seperti halnya kebanyakan kota-kota lain di Indonesia pada umumnya, Kota Malang modern tumbuh dan berkembang setelah hadirnya administrasi kolonial Hindia Belanda. Fasilitas umum direncanakan sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan diskriminatif masih berbekas hingga sekarang, misalnya [[Ijen Boullevard]] dan kawasan sekitarnya. Pada mulanya hanya dinikmati oleh keluarga-keluarga Belanda dan Bangsa Eropa lainnya, sementara penduduk pribumi harus puas bertempat tinggal di pinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai. Kawasan perumahan itu sekarang menjadi monumen hidup dan seringkali dikunjungi oleh keturunan keluarga-keluarga Belanda yang pernah bermukim di sana.

Pada masa penjajahan kolonial Hindia Belanda, daerah Malang dijadikan wilayah "Gemente" (Kota). Sebelum tahun 1964, dalam lambang kota Malang terdapat tulisan ; “Malang namaku, maju tujuanku” terjemahan dari “Malang nominor, sursum moveor”. Ketika kota ini merayakan hari ulang tahunnya yang ke-50 pada tanggal 1 April 1964, kalimat-kalimat tersebut berubah menjadi : “Malangkucecwara”. Semboyan baru ini diusulkan oleh almarhum Prof. Dr. R. Ng. Poerbatjaraka, karena kata tersebut sangat erat hubungannya dengan asal-usul kota Malang yang pada masa Ken Arok kira-kira 7 abad yang lampau telah menjadi nama dari tempat di sekitar atau dekat candi yang bernama Malangkucecwara.

Kota malang mulai tumbuh dan berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial Belanda, terutama ketika mulai di operasikannya jalur kereta api pada tahun 1879. Berbagai kebutuhan masyarakatpun semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.

Demografi
Jumlah penduduk Kota Malang 768.000 (2003), dengan tingkat pertumbuhan 3,9% per tahun.

Sebagian besar adalah suku Jawa, serta sejumlah suku-suku minoritas seperti Madura, Arab, dan Tionghoa.

Agama mayoritas adalah Islam, diikuti dengan Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Chu. Bangunan tempat ibadah banyak yang telah berdiri semenjak zaman kolonial antara lain Masjid Jami (Masjid Agung), Gereja Hati Kudus Yesus, Gereja Kathedral Ijen (Santa Maria Bunda Karmel), Klenteng di Kota Lama serta Candi Badut di Kecamatan Sukun dan Pura di puncak Buring. Malang juga menjadi pusat pendidikan keagamaan dengan banyaknya Pesantren, yang terkenal ialah Ponpes Al Hikam pimpinan KH. Hasyim Muhsyadi, dan juga adanya pusat pendidikan Kristen berupa Seminari Alkitab yang sudah terkenal di seluruh Nusantara, salah satunya adalah Seminari Alkitab Asia Tenggara.

Bahasa Jawa dengan dialek Jawa Timuran adalah bahasa sehari-hari masyarakat Malang. Kalangan minoritas Suku Madura menuturkan Bahasa Madura.

Malang dikenal memiliki dialek khas yang disebut Boso Walikan, yaitu cara pengucapan kata secara terbalik, misalnya Malang menjadi Ngalam, bakso menjadi oskab, dan contoh lain seperti saya bangga arema menang-ayas bangga arema nganem. Gaya bahasa masyarakat Malang terkenal egaliter dan blak-blakan, yang menunjukkan sikap masyarakatnya yang tegas, lugas dan tidak mengenal basa-basi.

Gambaran Diri

Semasa SD: Putri Seorang Pegawai Penjara

Keluarga kami merupakan sebuah keluarga besar maklum pada waktu itu pemerintah belum mencanangkan secara resmi program KB (Keluarga Berencana).. Ayah berasal dari keluarga Jawa yang mengenyam pendidikan di jaman Belanda dan berpikiran tegas cenderung agak kaku serta jiwa nasionalisnya sangat tinggi. Selama hidup beliau di abdikan pada sebuah lembaga yang saat ini dengan nomen klatur “Lapas” Lembaga Pemasyarakatan. Sedangkan ibu berasal dari kota Malang. . Ayah kami seorang penyayang kepada keluarga, beliau tidak pernah menyakiti anaknya secara fisik dan cara mendidik beliau kepada anak-anaknya dengan cara penteladanan. Sedangkan ibu kami adalah seorang pengabdi setia pada keluarga dan sifat sosialnya sangat tinggi,merupakan sosok seorang ibu yang sangat penyabar dan penuh kasih sayang pada keluarga dan sesama serta lingkungan.

Perbedaan usia diantara ayah dan ibu sekitar 10 tahun. Mereka dikaruniai 9 anak. Saya adalah anak kedelapan yang dilahirkan 53 tahun lalu di kecamatan, Kraksaan Kabupaten Probolinggo. Namun, saya dibesarkan di beberapa kota karena mengikuti kepindahan orang tua sebagai pengabdi Negara dan terbanyak masa kecil saya ada di desa Rondokuning, Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo hingga menamatkan pendidikan Sekolah Dasar.

Semasa SMP: Mulai Memisahkan Diri dari Orang Tua

Pada tahun 1971 saya masuk SMP Negeri di Kota Malang. Pada saat pertama kali menginjakan kaki di kota Maang saya merasa takjub, betapa dingin,bersih,sejuk dan indah kota Malang.Kiri kanan jalan tumbuh pohon-pohon besar yang sepanjang batangnya ditumbuhi tanaman parasit lain sebagai tanda bahwa pohon tersebut sering diguyur air. Memang pada waktu itu Kota Malang hampir sepanjang tahun diguyur gerimis.
Mengapa saya harus berpisah dengan ortu? Kondisi ekonomi negara pasca kemerdekaan masih belum stabil mungkin yang menyebabkan gaji pegawai negeri sangat tidak layak,hal tersebut terjadi pada ortu saya. Dengan gaji yang pas-pasan sementara jumlah anak yang harus ditanggung cukup banyak terpaksa saya dibesarkan oleh salah satu kakak sehingga saya dapat melanjutkan SMP hingga lulus.

Semasa SMA: Kembali Berkumpul dengan Orang Tua.

Setelah lulus dari bangku SMP saya melanjutkan sekolah ke jenjang Menengah Atas. Orang tua saya berpesan bahwa setelah lulus SMP dianjurkan untuk melanjutkan di sekolah mengah atas kejuruan dengan harapan apabila nantinya tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dapat langsung mencari pekerjaan. Jadilah saya memilih sekolah jurusan Menengah Atas Ekonomi
(SMEA).

Semasa Kuliah di Universitas Negeri Brawijaya (Unibraw) Malang: Menjalani Kehidupan Remaja Dengan Selamat

Selanjutnya setelah lulus SMEA saya mengikuti tes masuk perguruan tinggi yang pada waktu itu belum banyak pesaingnya seperti saat ini dan berhasil lulus masuk perguruan tinggi negeri Universitas Brawijaya Fakultas Administrasi jurusan Niaga. Ketika kuliah di Unibraw , saya tinggal bersama orang tua kembali yang sengaja pindah ke kota Malang untuk menikmati masa tua setelah pengabdiannya pada pemerintah berakhir dengan pensiun.

Pada saat kuliah di Unibraw saya baru merasakan kehidupan remaja sesungguhnya meskipun sejak sekolah di SMEA sudah termasuk remaja. Kita semua tahu bahwa remaja adalah manusia aneh yang masih abu-abu masih dalam masa transisi, pendirian belum tetap,mudah dipengaruhi teman sebayanya. Sangat beruntung, dalam masa remaja sebagai mahasiswa saya dapat melanjutkan hobby saya dalam bermain basket dan atletik untuk memperkuat tim universitas. Disamping itu saya aktif di senat fakultas dan universitas sehingga masa remaja saya bisa selamat tanpa terpengaruh efek negative kehidupan remaja hingga dapat menyelesaikan kuliah dan meraih gelar sarjana.

Studi Pascasarjana: Memperluas Wawasan

Pada tahun 1985 pada waktu itu diusia 22 tahun saya memasuki dunia kerja dan melamar di lembaga pemerintah Badan Koordinasi Keluarga Brencana Nasional (BKKBN) Propinsi Jawa Timur yang ruang lingkup tugasnya adalah melaksanakan program pemerintah di bidang Kependukan dan Keluarga Berencana dalam pengaturan kelahiran. Pada awal bekerja saya ditempatkan di Balai Diklat KB Nasional Malang sebagai Instruktur dan sampai dengan sampai saat ini menyandang jabatan fungsional sebagai Widyaiswara tetap di Balai Diklat KB Nasional Malang.

Tahun demi tahun berlalu dan lebih dari 20 tahun pengabdian di BKKBN tanpa terasa sudah saya jalani. Tanpa terasa juga perkembangan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa semakin kompleks dan persaingan semakin tinggi seiring dengan kemajuan Negara Indonesia. Seiring dengan fenomena ini, sebagai Widyaisawara dituntut untuk mengikuti perkembangan atas kemajuan yang dicapai oleh bangsa Indonesia. Akhirnya untuk menjawab tantangan ini dan untuk lebih memperluas wawasan saya bertekad meningkatkan kompetensi sebagai Widyaisawara dengan mengikuti studi Pasca Sarjana di Universitas Merdeka (Unmer) Malang.

Karir di BKKBN : Jalan menuju Pengabdian

Jumlah penduduk di Indonesia menurut hasil sensus penduduk tahun 2000 berjumlah 220 juta, pada sensus ttahun 2010 menjadi kurang lebih 238 juta an (data oleh BPS belum disosialisasikan secara resmi). Dengan perkembangan penduduk yang kenaikannya cukup berpengaruh di bidang kependudukan, banyak masyarakat yang kesejahteraannya dibawah standar (miskin),banyak kekerasan rumah tangga (bersumber masalah ekonomi),banyak kenakalan remaja (seks bebas,NAPZA),banyak penggangguran,dan bernagai macam penyakit social lainnya. Fenomena tersebut merupakan ranah tupoksi insan BKKBN dan otomatis sebagai Widyaiswara sangat dituntut untuk ikut berpartisipasi penuh dalam rangka pencapaian kinerja yang digariskan oleh lembaga. Saya sebagai Widyaiswara tetap menjalankan tupoksi sesuai yang telah digariskan namun demikian, diantara program BKKBN ada sosok yang harus diperhatikan yaitu “Remaja”. Di Indonesia jumlah remaja kurang lebih sebanyak 38% dari jumlah penduduk, sementara remaja adalah penerus bangsa. Apabila remaja gagal dalam menjalani hidupnya maka kondisi Negara Indonesia juga gagalah bangsa Indonesia dalam memajukan negaranya. Saya sebagai Widyaisawara terpanggil untuk ikut mengingatkan para remaja agar menjaga masa remajanya dengan baik sehingga dapat merencanakan kehidupan berkeluarga dengan matang yang nantinya dapat membentuk keluarga yang berkualitas dengan melahirkan anak2 yang berkualitas juga. Melalui Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa, Gerakan Pramuka dan Program KKN di Perguruan Tinggi serta lingkungan masyarakat sebisa mungkin berusaha mengingatkan akan pentingnya Program Keluarga Berencana yang tidak hanya menyangkut tentang pengaturan kelahiran saja tetapi juga bagaimana mempersiapkan dan menjalani kehidupan berkeluarga yang bahagia dan sejahtera.

Sabtu, 04 Desember 2010

Pasar Bunga

Pasar bunga adalah salah satu komoditi di Kota Malang. Hingga saat ini pasar bunga tersebut masih eksis dan dipertahankan keberadaannya oleh pemerintah daerah Kota Malang. Hal tersebut dikarenakan pasar bunga telah menjadi salah satu komoditi yang dapat mendatangkan devisa bagi Kota Malang.

Pasar Bunga Kota Malang ini bertempat di Jl. Brawijaya, tidak terlalu jauh dari Balai Kota Malang. Wilayahnya dapat dikatakan cukup strategis, wilayahnya mudah dijangkau dan area parkir juga cukup luas dan tertata rapi. Sehingga para konsumen dapat memperoleh pelayanan yang memuaskan dan tidak mengecewakan. Berbagai jenis bunga dijual ditempat ini, mulai dari anggrek, kaktus, palem hingga tanaman bonsai.

Itu semua tertata rapi di setiap kios-kios bunga di area Pasar Bunga Kota Malang. Rata-rata para pedagang bunga dipasar ini mendapatkan bunga dari agen yang berada di Kota Bangil, Kota Batu, dll. Para pedagang bunga menawarkan beragam bentuk rangkaian bunga, ada yang hanya untuk hiasan dalam rumah, maket, rangkaian bunga kematian, rangkaian bunga penghargaan, dekorasi pesta, dll. Para pedagang selalu mengutamakan kepuasan dan kualitas untuk menarik para konsumen yang datang ke pasar bunga ini.

Para konsumen yang biasanya menjadi langganan di pasar bunga Kota Malang tidak hanya datang dari setiap sudut Kota Malang, tetapi ada yang datang dari luar kota, seperti Kota Blitar dan Surabaya, dll. Jadi hal tersebut terbukti bahwa Pasar Bunga Kota Malang juga dikenal hingga ke luar Kota Malang.
Sistem jual beli yang ada di Pasar Bunga Kota Malang yaitu pesan antar atau kirim. Para konsumen yang tempat tinggalnya cukup jauh dapat langsung menghubungi dan para pedagang akan mengantarkan pesanan sesuai dengan alamat pemesan.

VISI MISI

VISI, MISI DAN TUJUAN

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
A. VISI

Menjadi pusat pengembangan IPTEKS dan pengembangan sumberdaya manusia yang berkualitas, profesional, kompetitif, mandiri, beriman dan bertaqwa kepadaTuhanyangMaha Esa. Operasionalisasi visi tersebut diimplementasikan di semua level (unit kerja) baikdalarn tataran administratif maupun akademik sampai ditingkat jurusan dan atau program studi, sesuai dengan kompetensi serta, konsentrasi yang dikembangkan oleh masing?masing jurusan. Pada aspek akademis, hal yang dikembangkan di tingkat jurusan adalah "keunggulan" spesifik jurusan yang tertuang dalam pengembangan kompetensi jurusan (tercermin dalam kurikulum), serta spesifikasi jurusan yang dapat menunjukkan nilai "kompetitif" dibandingkan dengan jurusan sejenis di institusi lain. Daya saing lulusan di tingkat jurusan harus dapat didorong untuk mampu bersaing di lingkungan nasional dan atau global misalnya dengan memberikan tambahan "soft skill" yang dibutuhkan di dunia kerja. Aspek?aspek "isian" visi spesifikjurusan harus tercermin dalam visi setiapjurusan.

B. MISI

Universitas Merdeka Malang dalam melaksanakan Tridharma Perguru'an Tinggimengemban misi sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan program pendidikan tinggi yang berkualitas pada jenis program pendidikan akademik, vokasi dan profesi untuk menghasilkan lulusan kompeten pada bidang keahliannya, memiliki soft skill yang baik, mandiri serta memiliki integritas pribadi, moral dan etika profesi yang tinggi,
2. Menerapkan, memanfaatkan dan mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi dalam mengoperasionalkan program pengembangan akademik dan/atau non akademik,
3. Meningkatkan, mengembangkan mutu kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta menyebarluaskan hasil?hasilnya kepada pihak?pihak yang berkepentingan (stakeholders) untuk mendorong peningkatan inzage lembaga dan terciptanya suasana akademik yang kondusif bagi terselenggaranya'pendidikan berkualitas,
4. Membina dan mengembangkan kerjasama? kemitraan dengan institusi lain di dalam maupun di luar negeri dengan prinsip kesetaraan,
Menciptakan tata kelola kelembapan yang menganut prinsip?prinsip tata. kelola perguruan tinggi yang baik (good university governance).


C. TUJUAN

Tujuan yang hendak dicapai Universitas Merdeka Malang pada tahun 2015 adalah:
1.
Peningkatan Itualitas dan relevansi padajenis pendidikan akademik, vokasi dan profesi pada berbagai strata untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dan daya saing tinggi pada bidang keahliannya, memiliki soft skill yang baik, mandiri, serta memiliki integritas pribadi, moral dan etika profesi yang tinggi.
2. Penerapan, pemanfhatan dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam. mengoperasionalkan program pengembangan akademik dan/atau non akademik,
3. Peningkatan kualitas, penelitian.dan layanan pengabdian kepada masyarakat, untuk berkontribusi secara nyata dalam pengembangan dan penyebarluasan IPTEKS melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, untuk mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan.
4. Peningkatan kerjasama dan kemitraan dengan berbagai institusi perguruan tinggi dan institusi di luar perguruan tinggi dalam maupun luar negeri untuk meningkatkan citra lembaga di tingkat nasional / internasional dengan dukungan kuat dari pihak?pihak yangberkepentingan (stakeholders).
5. Peningkatan tata kelola kelembagaan yang efektif dan efisien untuk mewujudkan tata kelola univeristas yang baik (good university governance).