Jumlah penderita infeksi virus perapuh kekebalan tubuh (HIV) dan sindrom merapuhnya kekebalan tubuh (AIDS) di Kota Malang, Jawa Timur, meningkat tajam dan saat ini mencapai 1.546 orang dari berbagai elemen dan usia.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Enny Sekar Rengganingati, Minggu, mengatakan bahwa kelompok terbesar pasien HIV/AIDS adalah pemakai narkoba berjarum suntik (Injection Drug User/IDU) yang mencapai 60 persen dari total penderita.
Menurut Enny, kelompok kedua adalah para pelaku seks bebas yang mencapai 30 persen, dan 10 persen lainnya adalah kelompok orang dengan HIV/AIDS (ODHA), ibu rumah tangga, pengguna tato, dan ada juga bayi tertular dari ibunya saat kelahiran.
"Jumlah kasusnya memang mengalami peningkatan cukup tajam. Tahun lalu (2009) hanya sebanyak 900 kasus, akhir Oktober 2010 lalu sebanyak 1.500 kasus dan akhir November mencapai 1.546 kasus," ujarnya.
Dari kelompok usia, katanya, usia produktif antara 20 hingga 40 tahun yang mendominasi penderita HIV/AIDS di daerah ini, disusul usia di atas 40 tahun dan usia bawah lima tahun (balita).
Jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 1.546 orang itu ditemukan melalui pemeriksaan di enam klinik relawan uji dan konseling (Voluntary Counseling and Testing-VCT) yang ada di daerah itu, yakni VCT RSI Unisma, RS Saiful Anwar Malang, Puskesmas Dinoyo dan Kendalsari di Lowokwaru, Arjuno di Klojen dan Puskesmas Ciptomulyo di Sukun.
Pasien HIV/AIDS ibu rumah tangga ditemukan di VCT RSI Unisma dan hingga saat ini secara rutin masih memeriksakan diri. Sedangkan pasien Balita ditemukan di kawasan Buring yang tertular dari ibunya yang melahirkan secara normal.
Ibu balita tersebut, tertular dari suaminya yang sekarang sudah meninggal akibat ganasnya HIV/AIDS yang menyerang tubuhnya.
Selain dari kelompok tersebut, di lingkungan Lapas Kelas I Lowokwaru juga ditemukan adanya empat orang narapidana (napi) yang dinyatakan positif mengidap HIV. Napi tersebut adalah napi yang tersangkut kasus pidana narkotika.
"Kami berharap, masyarakat secara sadar mau memeriksakan diri ke klinik VCT dan yang sudah positif tertular HIV juga secara rutin memeriksakan diri agar penanganannya lebih mudah dan lancar," ujar Enny.
Sumber : Suara Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar