Minggu, 05 Desember 2010

Gambaran Diri

Semasa SD: Putri Seorang Pegawai Penjara

Keluarga kami merupakan sebuah keluarga besar maklum pada waktu itu pemerintah belum mencanangkan secara resmi program KB (Keluarga Berencana).. Ayah berasal dari keluarga Jawa yang mengenyam pendidikan di jaman Belanda dan berpikiran tegas cenderung agak kaku serta jiwa nasionalisnya sangat tinggi. Selama hidup beliau di abdikan pada sebuah lembaga yang saat ini dengan nomen klatur “Lapas” Lembaga Pemasyarakatan. Sedangkan ibu berasal dari kota Malang. . Ayah kami seorang penyayang kepada keluarga, beliau tidak pernah menyakiti anaknya secara fisik dan cara mendidik beliau kepada anak-anaknya dengan cara penteladanan. Sedangkan ibu kami adalah seorang pengabdi setia pada keluarga dan sifat sosialnya sangat tinggi,merupakan sosok seorang ibu yang sangat penyabar dan penuh kasih sayang pada keluarga dan sesama serta lingkungan.

Perbedaan usia diantara ayah dan ibu sekitar 10 tahun. Mereka dikaruniai 9 anak. Saya adalah anak kedelapan yang dilahirkan 53 tahun lalu di kecamatan, Kraksaan Kabupaten Probolinggo. Namun, saya dibesarkan di beberapa kota karena mengikuti kepindahan orang tua sebagai pengabdi Negara dan terbanyak masa kecil saya ada di desa Rondokuning, Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo hingga menamatkan pendidikan Sekolah Dasar.

Semasa SMP: Mulai Memisahkan Diri dari Orang Tua

Pada tahun 1971 saya masuk SMP Negeri di Kota Malang. Pada saat pertama kali menginjakan kaki di kota Maang saya merasa takjub, betapa dingin,bersih,sejuk dan indah kota Malang.Kiri kanan jalan tumbuh pohon-pohon besar yang sepanjang batangnya ditumbuhi tanaman parasit lain sebagai tanda bahwa pohon tersebut sering diguyur air. Memang pada waktu itu Kota Malang hampir sepanjang tahun diguyur gerimis.
Mengapa saya harus berpisah dengan ortu? Kondisi ekonomi negara pasca kemerdekaan masih belum stabil mungkin yang menyebabkan gaji pegawai negeri sangat tidak layak,hal tersebut terjadi pada ortu saya. Dengan gaji yang pas-pasan sementara jumlah anak yang harus ditanggung cukup banyak terpaksa saya dibesarkan oleh salah satu kakak sehingga saya dapat melanjutkan SMP hingga lulus.

Semasa SMA: Kembali Berkumpul dengan Orang Tua.

Setelah lulus dari bangku SMP saya melanjutkan sekolah ke jenjang Menengah Atas. Orang tua saya berpesan bahwa setelah lulus SMP dianjurkan untuk melanjutkan di sekolah mengah atas kejuruan dengan harapan apabila nantinya tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dapat langsung mencari pekerjaan. Jadilah saya memilih sekolah jurusan Menengah Atas Ekonomi
(SMEA).

Semasa Kuliah di Universitas Negeri Brawijaya (Unibraw) Malang: Menjalani Kehidupan Remaja Dengan Selamat

Selanjutnya setelah lulus SMEA saya mengikuti tes masuk perguruan tinggi yang pada waktu itu belum banyak pesaingnya seperti saat ini dan berhasil lulus masuk perguruan tinggi negeri Universitas Brawijaya Fakultas Administrasi jurusan Niaga. Ketika kuliah di Unibraw , saya tinggal bersama orang tua kembali yang sengaja pindah ke kota Malang untuk menikmati masa tua setelah pengabdiannya pada pemerintah berakhir dengan pensiun.

Pada saat kuliah di Unibraw saya baru merasakan kehidupan remaja sesungguhnya meskipun sejak sekolah di SMEA sudah termasuk remaja. Kita semua tahu bahwa remaja adalah manusia aneh yang masih abu-abu masih dalam masa transisi, pendirian belum tetap,mudah dipengaruhi teman sebayanya. Sangat beruntung, dalam masa remaja sebagai mahasiswa saya dapat melanjutkan hobby saya dalam bermain basket dan atletik untuk memperkuat tim universitas. Disamping itu saya aktif di senat fakultas dan universitas sehingga masa remaja saya bisa selamat tanpa terpengaruh efek negative kehidupan remaja hingga dapat menyelesaikan kuliah dan meraih gelar sarjana.

Studi Pascasarjana: Memperluas Wawasan

Pada tahun 1985 pada waktu itu diusia 22 tahun saya memasuki dunia kerja dan melamar di lembaga pemerintah Badan Koordinasi Keluarga Brencana Nasional (BKKBN) Propinsi Jawa Timur yang ruang lingkup tugasnya adalah melaksanakan program pemerintah di bidang Kependukan dan Keluarga Berencana dalam pengaturan kelahiran. Pada awal bekerja saya ditempatkan di Balai Diklat KB Nasional Malang sebagai Instruktur dan sampai dengan sampai saat ini menyandang jabatan fungsional sebagai Widyaiswara tetap di Balai Diklat KB Nasional Malang.

Tahun demi tahun berlalu dan lebih dari 20 tahun pengabdian di BKKBN tanpa terasa sudah saya jalani. Tanpa terasa juga perkembangan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa semakin kompleks dan persaingan semakin tinggi seiring dengan kemajuan Negara Indonesia. Seiring dengan fenomena ini, sebagai Widyaisawara dituntut untuk mengikuti perkembangan atas kemajuan yang dicapai oleh bangsa Indonesia. Akhirnya untuk menjawab tantangan ini dan untuk lebih memperluas wawasan saya bertekad meningkatkan kompetensi sebagai Widyaisawara dengan mengikuti studi Pasca Sarjana di Universitas Merdeka (Unmer) Malang.

Karir di BKKBN : Jalan menuju Pengabdian

Jumlah penduduk di Indonesia menurut hasil sensus penduduk tahun 2000 berjumlah 220 juta, pada sensus ttahun 2010 menjadi kurang lebih 238 juta an (data oleh BPS belum disosialisasikan secara resmi). Dengan perkembangan penduduk yang kenaikannya cukup berpengaruh di bidang kependudukan, banyak masyarakat yang kesejahteraannya dibawah standar (miskin),banyak kekerasan rumah tangga (bersumber masalah ekonomi),banyak kenakalan remaja (seks bebas,NAPZA),banyak penggangguran,dan bernagai macam penyakit social lainnya. Fenomena tersebut merupakan ranah tupoksi insan BKKBN dan otomatis sebagai Widyaiswara sangat dituntut untuk ikut berpartisipasi penuh dalam rangka pencapaian kinerja yang digariskan oleh lembaga. Saya sebagai Widyaiswara tetap menjalankan tupoksi sesuai yang telah digariskan namun demikian, diantara program BKKBN ada sosok yang harus diperhatikan yaitu “Remaja”. Di Indonesia jumlah remaja kurang lebih sebanyak 38% dari jumlah penduduk, sementara remaja adalah penerus bangsa. Apabila remaja gagal dalam menjalani hidupnya maka kondisi Negara Indonesia juga gagalah bangsa Indonesia dalam memajukan negaranya. Saya sebagai Widyaisawara terpanggil untuk ikut mengingatkan para remaja agar menjaga masa remajanya dengan baik sehingga dapat merencanakan kehidupan berkeluarga dengan matang yang nantinya dapat membentuk keluarga yang berkualitas dengan melahirkan anak2 yang berkualitas juga. Melalui Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa, Gerakan Pramuka dan Program KKN di Perguruan Tinggi serta lingkungan masyarakat sebisa mungkin berusaha mengingatkan akan pentingnya Program Keluarga Berencana yang tidak hanya menyangkut tentang pengaturan kelahiran saja tetapi juga bagaimana mempersiapkan dan menjalani kehidupan berkeluarga yang bahagia dan sejahtera.

2 komentar:

  1. perjalanan yang panjang ya bu lely, semoga sukses selalu

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah,Allah telah memberikan kepadaku segalanya. Kehidupan yang bahagia dengan anak-anak yang sehat.Ayo,kita ajak anak-anak kita untuk merencanakan masa depannya dengan baik agar dapat membentuk keluarganya kelak menjadi keluarga yang Sakinah, Mawaddah, Warohma..Amin.

    BalasHapus